Read more: http://www.uzumaki-popey.com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-di.html#ixzz2SfJqaQPO

PENDAHULUAN

“Agama di negara Indonesia ” adalah sebuah pencarian yang belum selesai dan, mungkin tak akan pernah selesai.  Secara formal dalam dokumen-dokumen terpenting yang menjadi dasar pembentukan negara Indonesia , agama memainkan peran yang amat penting. Pancasila yang menjadi landasan konseptual kenegaraan Indonesia dimulai dengan sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”, yang dipahami sebagai “menjiwai sila-sila lainnya”. Dalam Undang-Undang Dasarnya pun, satu pasal berbicara khusus tentang agama. Fakta penting lain adalah adanya kemajemukan agama di Indonesia.
Agama memang termasuk urusan “sensitif”. Di masa orde baru sensitifitas ini diterjemahkan dengan cara penciptaan kategori “SARA”, sehingga ia menjadi wilayah yang tak bisa dibicarakan dengan leluasa. Kebebasan yang kita peroleh berkat Reformasi—dilengkapi dengan kesediaan berdialog secara beradab—merupakan modal penting untuk menyelesaikan persoalan di atas. Dialog tak pernah mudah, apalagi dalam konteks saling curiga yang sudah berakar cukup dalam di antara umat beragama di Indonesia sepanjang sejarahnya.

LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negera multikultural yang kaya dengan berbagai macam etnis, budaya, dan agama. Namun, multikulturalisme itu juga kerap kali melahirkan konflik SARA (Suku,Agama,Ras,Antargolongan) ketika keadilan tidak mampu ditegakkan. Ketidakadilan juga yang menyebabkan sering terjadinya konflik agama di Indonesia.
Kehidupan beragama di Indonesia pada awalnya berjalan dengan mulus. Sejak kemerdekaan NKRI tahun 1945 – 1964 tidak ada insiden yang berarti dalam hubungan antar umat beragama. Insiden pengrusakan rumah ibadah (gereja) baru terjadi pada masa orde baru. Dan pada tahun 1985-1997 terjadi 237 kasus penutupan, pengrusakan dan pembakaran gereja, sekitar 63 %.
Pada era orde lama maupun orde baru, konflik lebih disebabkan oleh ketidakpuasan sekelompok masyarakat terhadap pemerintah, berupa usaha-usaha untuk memisahkan diri dari negara kesatuan RI. Namun, pada masa reformasi panggung konflik di Indonesia beralih ke etnis dan agama. Jadi konflik agama yang berujung pada kekerasan sesungguhnya bukanlah warisan sejarah Indonesia
Mengamati konflik agama yang terjadi yang berujung pada kekerasan di Indonesia, disana terlihat bahwa tampaknya pemerintah sering kali mengambil posisi strategis, pemerintah dalam hal ini bisa dituduh melakukan kejahatan dengan membiarkan kekerasan berdasarkan agama (crime by omission). Pembiaran pemerintahlah yang menyebabkan konflik menyebar secara cepat. Malangnya, penyelesaian konflik di negeri ini tak pernah tuntas. Akibatnya, negeri yang dahulu terkenal dengan kerukunannya itu kini menjadi negeri yang rentan dengan konflik kekerasan yang amat memprihatinkan. Tepatlah apa yang dikatakan Robert W. Hefner bahwa kekerasan agama terjadi karena negara memanfaatkan agama (politisasi agama).
Konflik agama di Indonesia makin sulit dihindari karena terjadinya pengelompokkan berdasarkan agama. Pengelompokan (clustering) berdasarkan agama ini menyebabkan timbulnya kesalahpahaman akibat kurangnya pemahaman akan kepercayaan yang beragam tersebut, kesalahpahaman tersebut menyebabkan hubungan dimasyarakat lebih rentan konflik, dan jika konflik pecah, sulit diselesaikan.

PEMBAHASAN

Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia.

Konflik agama yang ada di NKRI

Di beberapa wilayah, integritas masyarakat masih tertata dengan kokoh. Kerjasama dan toleransi antar agama terjalin dengan baik, didasarkan kepada rasa solidaritas, persaudaraan, kemanusiaan, kekeluargaan dan kebangsaan. Namun hal ini hanya sebagian kecil saja karena pada kenyataannya masih banyak terjadi konflik yang disebabkan berbagai faktor yang kemudian menyebabkan disintegrasi dalam masyarakat.
Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam UUD 1945, pasal 29 Ayat 2, sudah jelas dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.
Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yang secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia.

KESIMPULAN

Konflik sesungguhnya merupakan sesuatu yang alami, konflik adalah sesuatu yang inheren, demikian juga dengan konflik agama. Konflik agama telah ada ketika agama-agama itu ada. Selama manusia tak mampu membebaskan diri dari stereotipe negatif tentang agama lain, konflik agama akan terus ada.
Meski demikian, konflik itu sendiri sesungguhnya memiliki peluang dan ancaman didalam dirinya. Karena itu pengelolaan konflik secara cerdas dalam hal ini sangat dibutuhkan agar penyelesaian konflik membawa pada suatu kehidupan bersama yang lebih baik (peluang), bukannya malah mengobarkannya untuk kemudian meledak dalam bentuk kekerasan (ancaman). Jadi, hal yang utama bukanlah bagaimana meniadakan konflik, tapi bagaimana mengelola konflik tersebut secara benar melalui penggunaan saluran-saluran yang benar, agar tidak berujung pada kekerasan. karena pada dasarnya penyelesaian konflik terutama dalam hal konflik agama membutuhkan komunikasi, dan komunikasi dapat terjadi karena adanya rasa saling percaya.

SUMBER :


Rahasia Kehidupan

Tujuan Anda adalah apa yang Anda katakan sebagai tujuan Anda. Misi Anda adalah misi yang Anda berikan pada diri sendiri. Hidup Anda adalah hidup yang Anda ciptakan, dan tidak seorang pun berhak menghakiminya, sekarang atau selamanya. Anda harus menulis papan tulis kehidupan dengan apa pun yang Anda inginkan. Jika Anda telah mengisinya dengan sampah masa lalu, hapuslah bersih-bersih. Hapus segala sesuatu dari masa lalu yang tidak menguntungkan Anda, dan bersyukurlah bahwa masa lalu itu telah membawa Anda ke tempat Anda berada saat ini, ke suatu awal baru. Anda mempunyai papan yang bersih, dan Anda dapat memulai kembali sekarang di sini. Temukan kegembiraan Anda dan hidupilah!
Segala sesuatu yang membuat Anda senang selalu akan menarik lebih banyak kesenangan. Ikuti kebahagiaan Anda, maka semesta akan membuka pintu bagi Anda di tempat yang sebelumnya hanya terdapat tembok. Jika Anda mengikuti kebahagiaan Anda, Anda selalu hidup di dalam ruang kegembiraan. Anda membuka diri bagi kelimpahan semesta. Anda bersemangat membagi hidup dengan orang-orang yang Anda cintai, dan kebahagiaan Anda, kegembiraan Anda, gairah Anda akan menular.
“Nikmati hidup karena hidup itu sungguh luar biasa! Hidup adalah perjalanan yang indah.”

Merangkul Keluarbiasaan Anda
Lihatlah diri Anda bersama semua kebaikan yang Anda hasratkan. Rahasia ada di dalam diri Anda. Semakin Anda menggunakan kekuatan di dalam diri Anda, semakin Anda menariknya kepada Anda. Anda akan mencapai suatu titik yang Anda tidak memerlukan latihan lagi karena Anda akan menjadi daya, Anda akan menjadi kesempurnaan, Anda akan menjadi kearifan, Anda akan menjadi kecerdasan, kecintaan, dan kegembiraan.
Anda telah tiba pada titik hidup ini, hanya karena sesuatu di dalam diri Anda terus berkata, “Anda berhak untuk bahagia.” Anda dilahirkan untuk menambah sesuatu, menambah nilai ke dunia ini. Untuk sekadar menjadi sesuatu, yang lebih besar dan lebih baik dari kemarin.
Setiap hal yang pernah Anda alami, setiap saat yang pernah Anda lalui, semuanya menyiapkan Anda untuk saat ini, sekarang ini. Bayangkan apa yang dapat Anda lakukan sejak hari ini dengan apa yang sekarang Anda ketahui. Sekarang Anda mengerti bahwa Anda adalah pencipta takdir Anda. Jadi, seberapa banyak lagi yang harus Anda lakukan? Siapa Anda, apa yang Anda lakukan, mulailah sekarang juga!
Secara garis besar Rahasia Kehidupan adalah sebagai berikut:
  • Anda harus mengisi papan tulis kehidupan Anda dengan apa pun yang Anda inginkan.
  • Satu-satunya hal yang perlu Anda lakukan hanyalah merasa baik sekarang juga.
  • Semakin banyak Anda menggunakan daya kekuatan di dalam diri Anda, semakin banyak daya yang akan tertarik kepada Anda.
  • Saat untuk merangkul keluarbiasaan Anda adalah sekarang.
  • Kita berada di tengah zaman keagungan. Ketika kita melepaskan pikiran-pikiran yang membatasi, kita akan mengalami keluarbiasaan sejati manusia, dalam setiap bidang ciptaan kita.
  • Lakukan apa yang Anda sukai. Jika Anda tidak mengetahui apa yang membuat Anda gembira, tanyakan, “Apakah kegembiraan saya?” Ketika Anda berkomitmen pada kegembiraan Anda, Anda akan menarik serangkaian hal yang menggembirakan karena Anda akan memancarkan kegembiraan.
  • Sekarang, setelah Anda mengenal pengetahuan rahasia, apa yang akan Anda lakukan terserah pada Anda. Apa pun yang Anda pilih adalah benar. Kekuatan milik Anda.


Sumber: The Secret oleh Rhonda Byrne.

Cari Blog Ini

Hello Blogwalking :D Welcome to My Blog. Enjoy!!