Jakarta -
Produsen Mobil Esemka, PT Solo Manufaktur Kreasi meyakini produk buatannya
adalah asli buatan dalam negeri bukan produk mobil impor. Humas
PT Solo Manufaktur Kreasi Sabar Budhi mengatakan, komposisi komponen mobil
Esemka didominasi komponen lokal sebesar 60%, sementara sisanya 40% memang
masih diambil dari komponen luar alias masih diimpor. "Komponen
kita komposisinya lokal 60%, impor 40%. Nanti secara bertahap kita ingin 95%
berasal dari komponen lokal. Esemka ini brand lokal,” kata Sabar
kepada detikFinance, di Jakarta, Kamis (9/5/2013).
Ia
menjelaskan, masing-masing dari komponen lokal itu terdiri dari ban, tempat
duduk, blok dan mesin. Sementara yang impor terdiri dari ICU dan programnya.
Komponen impor itu berasal dari Jerman, China, dan Austria. "Kalau
yang impor itu kebanyakan pemprogramannya. Rata-rata dari China, tapi kalau
sisi teknologinya dari Austria," ungkapnya.Sabar juga mengatakan,
rata-rata mobil Esemka ini dijual di kisaran harga Rp 150 juta hingga Rp 170
juta.
Menurutnya,
mobil buatannya ini tidak kalah dengan produk-produk lain, hanya perlu beberapa
penyempurnaan di beberapa hal seperti pintu belakang yang susah ditutup dan
saat ini sedang dilakukan pengecekan ulang. Terkait hal ini, Menteri Pekerjaan
Umum Djoko Kirmanto sebagai salah satu konsumen mobil Esemka mengeluhkan
kondisi pintu yang susah ditutup. "Mungkin itu ya pintu belakang
sepertinya susah ditutup masih perlu perbaikan, masih kita cek,’ katanya.
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar