“Saya selalu ingin mempertanggungjawabkan apa yang saya katakan dan lakukan. Saya juga keberatan berbohong kepada orang tua saya mengenai itu”. Kalimat itulah yang keluar dari Taylor Swift ketika diwawancarai Vanessa Grigorialis dari majalahRolling Stone edisi 48 April 2009. Prinsip yang dipegang oleh gadis kelahiran 13 Dessember 1989 ini memang patut dijadikan teladan bagi anak muda zaman sekarang yang identik dengan pergaulan bebas. Sewaktu SMA, indeks prestasinya 4,0 ketika dia disekolahkan di rumah pada tahun ketiga dan keempat SMA, dia menyelesaikan masa studinya dalam 12 bulan. Dia tidak pernah mengubah warna rambut, tidak akan melakukan aktivitas fisik apapun yang membahayakan atau menggigit kukunya sampai ke kulit. Di usianya 19 tahun dia mengaku tidak pernah merokok atau minum alkohol setetespun.
Taylor Swift on stage in Seoul, South Korea during the Asian leg of the 2011 Speak Now World Tour. Photo courtesy of TaylorSwift.com.
Swift tinggal bersama orang tuanya di pinggir kota Nashville dalam sebuah rumah besar yang menghadap ke danau. Dalam kesehariannya siapa sangka kalau dia mempunyai sifat banyak tertawa dan norak, memikirkan lelaki dan banyak menuangkannya ke dalam lagu dan perfeksionisme yang sangat gigih dan penuh kendali. Dibalik semua itu, remaja ini sangat sopan bersikap kepada orang tuanya. Tidak hanya itu, dia juga terus khawatir akan mengatakan sesuatu yang dianggap menyinggung para penggemarnya dan bahkan menolak menjawab pertanyaan tentang preferensi politiknya sebelum mengaku bahwa dirinya mendukung sang presiden: “Seumur hidup, saya belum pernah melihat negara ini begitu bahagia mengenai sebuah keputusan politik” katanya.
Swift senang melakukan segala sesuatu sendiri dengan cara yang benar. Swift paling dikenal oleh media karena rambut curly emasnya dengan tinggi 180 cm dan mata kucingnya yang berwarna biru. Dia seorang penyanyi-penulis lagu bergenre musikcountry dan aktris berkebangsaan Amerika Serikat. Ketika berusia 13 tahun dia telah menjadi pencipta lagu profesional ketika mendapatkan development deal bersama RCA Records. “Taylor meraih penghormatan para pencipta lagu tenar di Nashville” kata John Rich dari Big and Rich, seorang produser musik Nashville. “Dalam lagu-lagu ciptaannya kita bisa menyimak ciri-ciri pop yang bagus dan juga storytelling yang hebat yang merupakan ciri khas seni cipta lagu country yang klasik”. Ketika mendapatkan tawaran perpanjangan kontrak setahun lagi dengan RCA Records di usianya 14 tahun, Swift menolak, “Saya tidak ingin berada di tempat dimana mereka yakin bahwa mereka ragu apakah mereka mungkin menginginkan saya”. Dari beberapa perusahaan rekaman yang menawari kerjasama, Swift memilih Scott Borchetta, seorang ekskutif ternama di Universal yang meninggalkan perusahaan itu demi membentuk label sendiri, Big Machine Records. “Saya banyak mengambil keputusan berdasarkan naluri dan bergabung dengan label yang independen adalah keputusan yang bagus,” katanya. “Saya berpikir, mana yang merupakan kesempatan sekali seumur hidup? Mana yang sudah pernah dilakukan sejuta kali?”.
Lagu-lagunya yang tertata rapi mudah diterima oleh stasiun radio pop dan Swift jelas-jelas tertarik untuk beralih ke dunia pop namun dia takut itu akan menjauhkan dari penggemar utamanya. “Saya tidak boleh lupa siapa yang membawa saya ke pesta ini, dan itu adalah radio country.” katanya. Namun siapa sangka dibalik kemahirannya menulis lagu Swift juga pandai melukis. Ketika dia baru mulai berkarier musik, dia mengisi waktu luangnya melukis pada kanvas, “Saya tertarik pada jenis lukisanJackson Pollock, dimana seni itu indah tapi abstrak dan menakjubkan” yang kemudian dikirim sebagai hadiah kepada para manager stasiun radio country.
Menjaga diri adalah salah satu istilah kesukaan Swift dan dia menggunakannya saat membahas kehidupan profesional dan pribadinya. Dia ingin memilki karier yang panjang dan tidak dikesampingkan seperti kebanyakan bintang remaja. “Saya jarang melihat orang yang bekerja sekeras Taylor, “ kata Kellie Pickler, salah satu sahabanya. “Dia adalah cewek yang kompetitif dan orang-orang seperti itu selalu berkembang pesat.
Sopan. Sifat yang merupakan bagian dari karakter Swift yang diajarkan oleh keluarga yang selalu menyayanginya. Kedua orang tuanya sengaja membesarkan anak-anaknya di pedesaan. Mereka tinggal di sebuah kebun pohon natal dengan taman anggur dan tujuh kuda di bagian timur Pennsylvania, sementara ayahnya bekerja di kota. “Masa kecil saya sungguh indah, bisa berlari bebas dan pergi kemana saja yang saya bayangkan” kata Swift. Namun kedua orang tuanya juga mengutamakan kesuksesan di dunia nyata. Mereka bahkan memberikan nama yang bersifat androg ini kepada putri mereka dengan asumsi bahwa dia akan terjun ke dunia bisnis. “Ibu saya berpikir bahwa betapa kerennya kalau kita menerima kartu nama dengan nama ‘Taylor’ tanpa mengetahui apakah itu adalah pria atau wanita” kata Swift. “Dia menginginkan agar saya menjadi orang bisnis di dunia bisnis”.
Swift menjadi penunggang kuda yang kompetitif dimasa kecilnya namun hobi utamanya adalah membuat dongeng dan menghafal lagu-lagu dari film-film Disney. Di usia enam tahun dia menemukan sebuah album LeAnn Rimes yang kemudian didengarnya terus menerus. “Sejak saat itu, saya hanya ingin mendengar musikcountry,” katanya. ”Saya mencintai semua artis wanita country yang luar biasa di tahun ’90-an, Faith Hill, Shania Twain, dan Dixie Chicks yang masing-masing memilki sound dan pendirian yang hebat”. Semasa SMP, karena kesenangannya terhadap musik country, Swift tidak memiliki begitu banyak teman karena beberapa teman-teman sekelasnya tidak setuju bahwa musik country itu keren. Dia sering ditinggal di meja makan siang dan dituduh memilki rambut kribo. Dia berusaha mencari teman dengan cara bergabung di tim olahraga, tapi dia sangat buruk dalam tiap cabang olahraga. Lalu penyelamatannya muncul dalam bentuk gitar 12-string. “Saat saya memegang gitar, saya tidak bisa berhenti,” katanya.
Clarence Spalding, CMA Board President; Robert Deaton, CMA Awards Producer; Eddie Montgomery of Montgomery Gentry; Taylor Swift; Troy Gentry of Montgomery Gentry; Tammy Genovese, CMA Chief Operating Officer; and Walter Miller, CMA Awards Executive Producer at the final nominees news conference for “The 41st Annual CMA Awards” – “Country Music’s Biggest Night™”. Photographer: John Russell / CMA.
Swift memang lebih suka menuangkan pengalamannya kedalam lagu. Kebanyakan dari lagu-lagunya tidak bercerita tentang pengalaman cintanya sendiri, sekitar separuhnya terilham oleh kisah cinta teman-temannya. Swift juga sempat mendapat surat dari penggemarnya. Dalam suratnya, penggemar cewek itu bercerita tentang pengalamannya yang merasa terasing, dimusuhi oleh teman-teman sesama cewek karena kesalapahaman mengenai cowok, membenci cewek-cewek yang mengolok-olok cewek-cewek lain, dan tidak paham mengapa ada orang yang menikmati bersikap kejam. “Ketika saya pertama kali menemukan musik Anda beberapa tahun lalu, ada sesuatu di dalam diri saya yang terbuka,” kata sebuah surat yang tertulis rapi dari seorang murid SMA tahun kedua. “Disaat itu saya merasa sedih dan Anda membuat saya sadar bahwa saya tidak sendiri,“ lanjutnya. “Lirik Anda sungguh bermakna bagi saya dan saya bersumpah bahwa itu adalah narasi dari kehidupan saya.” Dia juga menambahkan bahwa Swift telah membuka jalan bagi masa depannya. “Saya sangat berharap bisa mengubah perspektif seorang remaja,” katanya, “seperti yang yang telah Anda lakukan untuk saya”
Ternyata dari perjalanan karier seorang Taylor Swift ini kita bisa mengambil sisi positif yang patut kita jadikan teladan bagi kita khususnya anak muda yaitu, di usia yang masih muda dengan prestasi akademis yang tinggi namun tetap rendah hati, selalu bersikap sopan terhadap orang tua, memilki jiwa kompetitif dan selalu berkembang, serta selalu menjaga diri dari apapun yang bersifat negatif.
Dikutip dari majalah Rolling Stone.
Situs Resmi Taylor Swift: http://www.taylorswift.com/
Mengenai Karier Taylor Swift: http://en.wikipedia.org/wiki/Taylor_Swift