Read more: http://www.uzumaki-popey.com/2013/01/cara-membuat-blog-agar-tidak-bisa-di.html#ixzz2SfJqaQPO

Satu hal yang patut tertanam dibenak setiap orang tua, anak adalah generasi pewaris. Ia yang akan melanjutkan kehidupan untuk alam, agama, dan negara. Keteladanan dan didikan yang baik sejak dini mengantarkan anak berperilaku baik dan berfaedah. 
Dan keluarga/orang tua adalah komunitas terkecil dan pertama yang dihadapinya sehingga akan selalu terpatri dalam dirinya setiap yang baik dan buruk setiap yang terjadi bersama keluarga/orang tuanya.
Kebiasaan menonton TV orang tua tentu berdampak akan kebiasaan menonton TV buat anak. 
Padahal TV sangat tidak baik buat anak Bagi orang dewasa yang tidak bisa mengontrol emosinya, TV adalah provokator. Sedang bagi anak karena belum mengenali dirinya, TV adalah racun. Perlahan tetapi pasti, TV dapat membunuh fitrah anak yang sesungguhnya. Suntikan demi suntikan ditancapkan dalam otak anak setiap anak menonton TV.
Sebuah studi yang dilakukan Dr. Marie Evans Schimdt (2008), mengamati dampak televisi terhadap 50 anak. Masing-masing anak datang ke laboratorium dan diundang untuk bermain selama satu jam.
Pada sesi pertama, televisi dibiarkan menayangkan acara game show dan iklan Sedangkan pada sesi selanjutnya, televisi dimatikan. Meskipun bocah-bocah itu tampak tidak memperhatikan tayangan khusus dewasa itu, namun televisi telah mengganggu waktu bermain tiap-tiap anak, lapor para ilmuwan dalam jurnal Child Development.
Karena ketika televisi dinyalakan, anak-anak tersebut bermain lebih sedikit dan tidak begitu memperhatikan mainan dibanding ketika tayangan dimatikan. Dalam studi terpisah beberapa tahun lalu juga diketahui bahwa tayangan televisi yang berlebihan dapat menggangu kemampuan bahasa serta menyebabkan munculnya kebiasaan buruk dan hiperaktif.

Para psikolog mengatakan, bayi dan anak-anak kecil belajar melalui interaksi. Walaupun televisi bisa digunakan untuk mendidik anak, namun televisi juga bisa mengganggu perkembangan mereka. Interaksi yang baik hanya didapatkan dari komunikasi alam nyata bersama orang-orang disekitarnya.
Di sisi lain, pakar perkembangan anak menyebutkan, gambar-gambar yang bergerak cepat di dalamtelevisi merusak pertumbuhan otak, dan anak-anak menjadi jarang menghabiskan waktu bersama orang dewasa atau bermain dengan mainan mereka ketika menyaksikan TV.
Sementara sebuah studi pada 2003 lalu juga ditemukan adanya kaitan antara kebiasaan menonton TV dengan kesulitan belajar (membaca) pada anak.

Tahun 2007, sebuah studi di Universitas John Hopkins, Amerika Serikat menemukan, balita yang menyaksikan televisi lebih dari dua jam sehari lebih rentan mengalami masalah perilaku.
American Academy of Paediatrics merekomendasikan agar anak di bawah usia dua tahun tidak menyaksikan acara televisi, sementara waktu menonton TV bagi anak-anak yang usianya lebih tua tidak boleh lebih dari dua jam sehari.

Dampak buruk televisi terhadap perkembangan otak anak yang selama ini banyak dibicarakan ternyata bukan isapan jempol semata. Penelitian di tahun yang sama (2008) yang dilakukan oleh sejumlah dokter spesialis yang dimuat dalam majalah kedokteran di Jerman, Neu-Isenburg mengungkapkan bahwa acara televisi dan DVD yang dirancangan khusus bagi bayi yang mengklaim dapat meningkatkan perkembangan otak secara nyata ternyata terbukti lebih membawa pengaruh buruk bagi perkembangan otak bayi

So, mom and dad, jangan biarkan anak-anak kita khususnya balita ataupun usia sekolah menonton televisi tanpa pendampingan kita.  Sekali lagi, izinkan anak kita mewarisi semua yang baik untuk alam, agama, dan negara ini.

Sumber : edukasi.kompasiana.com/

1 komentar:

betuuull :)]

Posting Komentar

Cari Blog Ini

My Blog

Hello Blogwalking :D Welcome to My Blog. Enjoy!!