RINGKASAN MATERI HASIL
PRESENTASI
Ilmu
Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain
dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat
dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu
yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara
jasad hidup dengan lingkungannya. Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya
merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai
landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik.
Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan
pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui
kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui
oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan
penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang
lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan.
Sampah
merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia
pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding
dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan
sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis
material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa
lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup masyrakat. Peningkatan jumlah penduduk
dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Dari Data menunjukan
bahwa kota Bandung setiap harinya menghasilkan sampah sebanyak 8.418 m3 dan
hanya bisa terlayani sekitar 65% dan sisa tidak dapat diolah.
MINDMAP
TANGGAPAN
Berdasarkan
presentasi yang telah dilakukan dan dari studi kasus tentang sampah, maka dapat
disimpulkan bahwa permasalahan sampah kini telah berkembang menjadi salah satu
masalah yang serius dan sangat penting untuk segera diselesaikan. Di Indonesia,
produksi sampah yang besar baik dari penduduk maupun sampah dari industri tidak
diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik. Sampah-sampah yang dihasilkan
tersebut kebanyakan tidak dikelola dengan baik sehingga mengakibatkan tumpukan
sampah yang menggunung di pinggir jalan, mengotori selokan atau saluran air,
dan lebih banyak lagi yang mencemari sungai, juga menimbulkan penyakit. Sampah-sampah
itulah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di kota-kota besar
karena menghambat saluran air yang ada sehingga air hujan yang seharusnya bisa
ditampung meluap hingga menggenangi jalan raya, hampir di setiap hujan deras.
Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk membuang sampah pada tempatnya merupakan faktor utama dalam buruknya pengelolaan
sampah. Masyarakat sudah sangat terbiasa membuang sampah-sampahnya ke sungai
tanpa peduli bahwa itu akan menimbulkan polusi. Ketidakdisiplinan masyarakat
dalam membuang sampah juga seing terjadi di mana saja, seperti di tempat umum
atau di jalan raya, seolah-olah masyarakat tidak peduli bahwa perilakunya
membuat lingkungan menjadi tidak sedap dipandang. Hal ini sangat berbeda dengan
negara-negara lain yang masyarakatnya punya kesadaran tinggi tentang menjaga
lingkungannya, sehingga tempat-tempat umum di sana selalu terlihat rapi dan
bersih. Faktor lainnya yaitu kurangnya fasilitas kebersihan yang seharusnya
tersedia, misalnya di tempat-tempat umum ataupun di pinggir jalan. Hal ini
kemudian menjadi alasan bagi masyarakat untuk membuang sampah sesuka hatinya
karena tidak menemukan tempat sampah. Kemudian kurangnya peran pemerintah dalam
menangani masalah ini juga menjadi salah satu faktor.
Dalam
mengatasi masalah persampahan, tentu bisa ada hal-hal sederhana yang bisa
dilakukan oleh kita sendiri dan dapat dimulai saat ini juga. Hal-hal sederhana itu adalah dengan melakukan
pengolahan sampah secara sederhana, yaitu dengan melakukan prinsip 4R (replace,
reduce, reuse, dan recyle). R pertama adalah replace, yaitu mengganti. Gantilah
barang-barang yang kita punya dengan barang yang ramah lingkungan, misalnya
menggunakan kantong plastik yang dapat didaur ulang. R kedua adalah reduce,
yaitu mengurangi sampah. Mengurangi sampah dapat dilakukan dengan cara membawa
tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang
belanja, membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli
botol baru setiap kali habis.
R berikutnya adalah reuse, atau
menggunakan barang yang masih bisa digunakan. Contohnya adalah dengan
memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah, memanfaatkan kantong plastik bekas
kemasan belanja untuk pembungkus, dan memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas
untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan
lainnya. Dan R yang terakhir adalah recycle atau mendaur ulang sampah,
contohnya adalah mengumpulkan kertas, majalah, dan koran bekas untuk di daur
ulang, mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang atau menggunakan
berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar